Peran Sekolah Untuk Mendidik Siswa yang Berkarakter Pancasila
Pancasila
merupakan dasar bagi bangsa Indonesia termasuk dalam menata mengenai pendidikan
di Indonesia. Pancasila sendiri juga dasar pendidikan nasional. Pancasila
sebagai dasar dalam pengetahuan yang mempunyai nilai serta norma telah diterima
oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk membentuk kepribadian bangsa.
Peranan Pancasila dalam
dunia pendidikan adalah sebagai dasar dan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
ini juga sudah tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi cerdas tersebut bukan hanya cerdas dalam
intelektual saja, namun juga cerdas dalam budi pekerti sesuai nilai-nilai yang
berlaku.
Selain sebagai dasar dan
tujuan, Pancasila juga dikatakan sebagai dasar kurikulum. Dalam pembentukan
kurikulum harus berdasarkan Pancasila agar pendidikan yang diinginkan lebih
terarah. Hal ini juga menunjukkan supaya pendidikan di Indonesia bisa tercapai
sebagaimana mestinya.
Tidak hanya pendidikannya
yang mengacu pada Pancasila, tetapi para guru sebagi pendidik diharuskan
memiliki moral etika bangsa yang baik. Para pendidik ikut berpengaruh besar
dalam dunia pendidikan ini. mengajar para peserta didik yang tadinya tidak bisa
membaca dan menulis menjadi bisa, serta membentuk karakter berjiwa Pancasila
sebagai tujuan utama mereka.
Dengan adanya peran
tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang amat luas serta menguasai
strategi belajar mereka agar membentuk karakter Pancasila para peserta didik.
Guru dikatakan sukses bila mereka berhasil dalam tugas macam ini. oleh karena
itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa membentuk
karakter pada peserta didik.
Guru disebut sebagai orang
tua kedua para peserta didik. Karena bukan hanya keluarga yang mengajarkan
sifat atau karakter pada diri anaknya, tetapi seperti yang sudah saya katakan
tadi, guru juga berperan dalam hal pendidikan agar pengetahuan anak bisa
bertambah lebih luas lagi dan mengerti banyak hal, terlebih lagi maksud dan
tujuan pada Pancasila.
Pendidikan karakter pada
saat ini menjadi bagian paling utama dalam membentuk akhlak setiap anak bangsa.
Hal ini juga diharapkan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan yang bermatabat
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bangsa bertujuan untuk
mengembangkan potensi para anak Indonesia agar memiliki bekal kehidupan dan
menjadi warga Negara yang bertanggung jawab serta demokratis dalam apapun.
Pendidikan sendiri memiliki
tiga jalur untuk saling melengkapi, yaitu pendidikan formal, pendidikan
nonformal, dan informal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilakukan
melalui jalur keluarga maupun lingkungan. Pendidikan informal ini mempunyai
peran yang sangat besar dalam mengembangkan karakter anak. Tetapi terkadang pendidikan
ini juga kurang efektif, karena setiap orang tua pasti mempunyai kesibukan dan
tidak sepenuhnya para orang tua akan terus mendidik anak mereka sehari penuh.
Jadi penyelesaian dari masalah ini adalah anak harus mengikuti pendidikan
formal, yaitu bersekolah.
Dengan hal ini pendidikan
akan dioptimalkan agar para peserta didik mendapatkan hasil belajar yang
maksimal dan dapat tercapai untuk membentuk karakter mereka.
Karakter terjadi karena
adanya perkembangan dasar yang
telah terkena pengaruh ajar. Dalam pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa karakter bangsa merupakan unsur penting yang wajib
dikembangkan dalam penidikan yang berlangsung sepanjang hidup.
Di lingkungan sekolah,
pendidikan diberi kepada peserta didik dengan batasan waktu tertentu. Oleh
karena itu, guru harus memiliki konsentrasi penuh dalam member perhatian kepada
kepribadian dan fisik peserta didik.
Konsep pendidikan yang
dimiliki Ki Hajar Dewantara mengajarkan beberapa hal yang sangat terkenal dalam
bidang ini. konsep ini sangat mengakar pada kehidupan masyarakat Indonesia
tentunya. Berikut konsep pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara:
1. Sistem
Among; Tut Wuri Handayani
Among
berasal dari bahasa Jawa, yang mempunyai makna bertugas dan
jiwanya
penuh dengan pengabdian. Cara menerapkan sistem ini adalah menyokong atau
memberi tuntunan agar tumbuh dan berkembang atas kodrat mereka sendiri. Jadi,
Tut Wuri artinya memberi kebebasan peserta didik untuk bebuat sekehendak hati
mereka masing-masing, sedangkan Handayani artinya sikap yang harus ditaaati
oleh peserta didik hingga menimbulkan ketertundukan para siswa.
2. Ing
Ngarsa Sung Tuladha
Tujuan
dari konsep ini adalah bahwa proses dalam pembelajaran atau teladan itu menjadi
kata kunci kesuksesan dalam pembelajaran. Oleh karena itu pendidik selain mampu
menguasai pengetahuan tetapi juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.
3. Ing
Madya Mangun Karsa
Tujuannya
adalah seseorang atau peserta didik dapat menciptakan ide prakarsa atau ide
diantara orang lain. Sehingga kata kunci dari ini adalah para peserta didik
dapat membangkitkan minta semangat belajar.
Dengan ini jelas sekali
tujuan pendidikan mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan
berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini sudah di buktikan oleh Ali Ibrahim
Akbar dari hasil penelitiannya di Harvard University Amerika Serikat. Dalam
penelitiannya, kesuksesan bukanlah ditentukan oleh tingkat pengetahuan saja,
tetapi lebih ke kemampuan mengolah diri dan orang lain. Ini mengisyaratkan
kalau mutu pendidikan karakter anak atau peserta didik sangat penting sekali
untuk ditingkatkan.
Wakil Menteri Pendidikan
Nasional, Prof.dr. Fasli Jalal, Ph.D mengungkapkan pendidkan karakter bagi
bangsa dan Negara adalah arti suatu penting. Menurutnya karakter sangat dilator
belakangi oleh keinginan dalam mewujudkan konsesus nasional, yang bertujuan
untuk menjadi warga Negara demokrasi.
Seiring dengan bertambah
galaknya pendidikan karakter, para ahli telah mendefinisikan pengertian dari
karakter itu sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, ataupun budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan tabiat atau watak. Karakter mengacu
pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Karakter juga
meliputi suatu sikap keinginan untuk mengerjakan hal yang terbaik, dengan berpikir
kritis dan beralasan moral.
Pendidikan karakter pada
warga sekolah meliputi pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melakukan
pembelajaran agar menjadi Insan Kamil. Dengan kata lain, mendidik karakter anak
bangsa adalah mengembangkan nilai pancasila pada diri peserta didik melalui
pendidikan hati, otak, serta fisik.
Sejarah telah menunjukkan
bahwa masing-masing etnis suku bangsa di Indonesia memiliki kearifan lokal
tersendiri. Dan ini juga memiliki keakraban dan keramahan dengan lingkungan
alam yang mengitari mereka. Kearifan lokal yang dimiliki para peserta didik
akan mampu untuk mencintai daerah mereka.
Anak bangsa di negeri ini
sudah sewajarnya untuk memperkenalkan lingkungan yang paling dekat daerahnya.
Dengan pengenalan kecil dari peserta didik diharpkan anak mencintai daerah
mereka masing-masing dan menjadi akrab dengan para peserta didik lainnya.
Dengan demikian, para
peserta didik diharapkan mempunyai kepribadian yang sama dengan nilai-nilai
yang tertera dalam Pancasila sehingga terciptalah generasi cerdas penerus
bangsa dan bermoral. Tanpa adanya dukungan dari para orang tua oeserta didik,
mungkin guru akan kesulitan dalam membentuk karakter anak-anak mereka.
Sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa, hal yang kita berikan kepada guru merupakan wujud dari penghargaan
terhadap negeri karena jasa guru kita bisa dapat menciptakan generasi bangsa
yang berkarakter Pancasila.
Komentar
Posting Komentar